Oleh : Muakrim M Noerz Soulisa
Di sini, di tanah bauh rempah
Di sini, di tanah bau bangkai
Disini bau darah
Di sini bau asin laut
Di sini aku minta air matamu
Aku minta ulur tanganmu
Menjagaku.....
Merawatku.....
Lindungiku....
Provinsi
Maluku tidak hanya terkenal dengan Cengkeh dan pala atau juga wisata alamnya
(laut dan pantai) yang terkenal indah dan pastinya mejadi ekstasi bagi para
penikmatnya, namun Maluku juga memiliki tempat-tempat bersejarah yang menyimpan
cerita tentang gigihnya perjuangan melawan penjajah.
Mungkin
bagi sebagian orang Benteng Amsterdam
terdengar kurang familiar, terlebih untuk mereka yang bermukim di luar provinsi
Maluku,
Nah..........!
untuk itulah postingan kali ini Saya akan memberikan sedikit gambaran mengenai
tempat-tempat bersejarah yang bisa anda kunjungi, selain Benteng Amsterdam
tentunya (wisata sejarah di Kecamatan Leihitu).
Semoga
Informasi mengenai objek wisata sejarah di Maluku (Kecamatan Leihitu khusunya)
bisa menjadi peta petualangan anda guna menyusuri lorong waktu peradaban.
A.
Benteng Amsterdam
Benteng Amsterdam terletak di Desa
Hila Kecamatan leihitu. Benteng ini di bangun oleh bangsa Portugis dan pada
awalnya digunakan sebagai loji tempat penyimpanan rempah-rempah (Pala dan
cengkih). Setelah diambil alih Belanda, gudang penyimpanan rempah-rempah itu
dijadikan benteng VOC. Sekitar tahun 1640, Gubernur Gerard Demmer memugarnya
bangunan ini dan berganti nama menjadi Benteng Amsterdam.
Untuk
menuju Benteng Amsterdam di Desa Hila anda dapat menempuh perjalan darat dari
pusat kota Ambon dengan menggunakan angkutan umum maupun charteran. Jarak dari
pusat Kota yakni kurang lebih 35 Km ,sedangkan dari Bandara Pattimura kurang
lebih 25 Km. Nah dalam perjalanan menuju Ibu Kota Kecamatan Leihitu ini (Hila) mata
anda akan dimanjakan dengan pemandangan yang luar biasa, mulai dari Teluk
baguala dengan airnya yang jernih dan tenang, selanjutnya anda akan disuguhi
pemandangan pegunungan tatkala mulai memasuki kawasan Kecamatan Leihitu. Jalan
berkelok mendaki dan menurun dengan pemandangan alam yang mempesona lebih
terasa makin menyapa saat lambaian pohon cengkih dan pala menari gemulai di
kiri kanan jalan. Satu lagi yang istimewa saat memasuki Kecamatan ini anda akan
kembali disuguhi pemandangan Pantai yang indah dari ketinggian bukit karang di
desa Hitu. Tidak sampai disitu saja, dari desa hitu menuju pusat Kecamatan
(Desa Hila) hamparan pasir putih dengan kilauan cahaya yang bermain di riak air
laut akan senantiasa mendampingi perjalanan anda. “Tidak ada salahnya jika anda hendak rehat sejenak guna menikmati
hembusan angin laut”.
Adapun
yang dapat anda saksikan pada Benteng Amsterdam yakni berupa perlengkapan
perang milik belanda dan juga barang pecah belah yang telah berusia ratusan
tahun. untuk tambahan di Desa Hila juga terdapat banyak Rumah Tua (Rumah Marga)
yang telah dinyatakan oleh pemerintah sebagai bangunan cagar budaya.
Sekedar
informasi yang tidak boleh anda lewatkan, dari Benteng Amsterdam anda dapat
menyaksikan indahnya sunset serta megahnya pesisir pantai pulau seram (Nusa
Ina)
B.
Gereja Tua Imanuel
Masih
di Desa Hila, tidak jauh dari Benteng Amsterdam (50 Meter) ke arah selatan
terdapat bangunan sejarah yang tak kalah menarik yakni Gereja Tua Imanuel yang
mana merupakan bangunan kedua yang di bangun oleh Belanda di Pulau Ambon.
Gereja ini sendiri pernah beberapa kali di pugar namun bentuk aslinya tetap di
pertahankan. Sayangnya konflik SARA yang berlangsung di wilayah Maluku juga
berimbas pada bangunan bersejarah tesebut. Dan setelah angin perdamaian mulai
tertiup di Bumi Para Raja Gereja Tua Imanuel pun kembali di bangun,
dengan arsitektur bentuk yang sama.
C.
Mesjid Tua Wapaue
Masih
di Kecamatan yang sama dan hanya berjarak 150 meter dari Benteng dan Gereja Tua
menuju arah selatan berdiri kokoh hingga sekarang sebuah bangunan bersejarah
yang hingga detik ini bentuk aslinya masih dipertahankan.
"Mesjid
Wapaue," Begitulah masyarakat menyebutnya. Nama Wapaue sendiri dalam
bahasa daerah Kaitetu (Desa dimana Situs bersejarah ini berada) berarti dibawah
pohon mangga barabu atau juga dikenal dengan sebutan mangga hutan
(Istilah orang Ambon), yah' mungkin karena disekitaran Mesjid Tua ini banyak
terdapat pohon tersebut.
Mesjid
Tua Wapaue di bangun pada tahun 1414 dan sebagaian kalangan menilai bahwa
Mesjid ini merupakan Mesjid tertua di Indonesia. Namun entah kenapa hingga saat
ini, Sejarah yang kita ketahaui dari buku-buku pelajaran bahwa mesjid yang
tertua adalah Mesjid Demak.
berangkat
dari kontroversi tersebut mari kita beralih pada peninggalan-peninggalan
peradaban Islam yang masih tersimpan dengan rapi di Mesid ini. Diantaranya :
1. Mushaf
tulisan tangan yang menurut penelitian Abdul Bagir Zein, isi dalam masjid ini
dihiasi dengan mushaf al-Qur‘an yang merupakan mushaf tertua di Indonesia,
yaitu mushaf Imam Muhammad Arikulapessy (imam pertama masjid Wapaue) yang
selesai ditulis tangan di atas kertas Eropa pada tahun 1550.
2. Mushaf
Nur Cahya (cucu Imam Muhammad Arikulapessy) yang selesai ditulis pada tahun
1590. Nur Cahya juga menulis karya-karya lain yang juga ditempatkan di dalam
masjid, yaitu kitab Barzanji (yang berisi tentang riwayat dan pujian-pujian
kepada Nabi Muhammad SAW).
3. Kumpulan
khutbah Ramadhan tahun I661, kalender Islam tahun 1407, dan manuskrip Islam
lainnya yang telah berumur ratusan tahun.
4. Batu
dan timbangan kayu untuk menentukan jumlah zakat fitrah bagi penduduk asli pada
saat itu.
Selain
ketiga objek wisata sejarah yang disebutkan di atas, ada juga beberapa lokasi
bersearah lainnya yang juga berada dalam Kecamatan Leihitu. Yakni,
1. Benteng
Kapahaha yang terletak di Desa Morela (11 Km dari Kota Kecamatan/Hila) Benteng
yang terletak di daerah strategis ini (Tebing Terjal) merupakan pusat
perlawanan para pejuang Tanah Hitu beserta dengan para kapitan dan malesi
dari Nusa Ina dalam melawan kolonial Belanda dalam perang Kapahaha
2. Sekitar
20 Km ke arah barat dari Ibu Kota Kecamatan Leihitu, yakni di Desa Negeri Lima
juga terdapat sebuah benteng milik VOC yang terletakdi tepian pantai, namun
struktur bangunan dan peninggalan-peninggalan lainya sangat tidak terawat.
Nah...........!
Selamat
berwisata menyusuri lorong waktu melalui bangunan-bangunan cagar budaya yang
pastinya sangat eksotis dan bakalan membuat anda berdecak kagum.
Oh iya, satu lagi nih yang sangat penting, angkot terakhir untuk kembali ke kota - dari tempat wisata sejarah ini, tersdia sampai dengan Pukul 5 sore, tapi jika anda menggunakan mobil charteran, maka terserah deh mau pulangnya jam berapa. Pokoknya untuk transportasi saya jamin aman.
Ada lagi nih... (Kok ada lagi?) hehehehehe...
- Biaya masuk = 10.000/orang (per satu situs bersejarah)
- Ongkos mobil (jika menggunakan angkutan umum) = 20.000 (PP)
- Jika menggunakan mobil charteran (antar-jemput) = kurang lebih, Rp.300.000-Rp.400.000
"Sekedar saran, jika anda berkelompok maka sebaiknya menggunakan mobil charteran"
- Nah bagi anda yang merasa kelebihan uang, anda dapat menggunakan mobil rental (harganya berfariasi,) tergantung lama nyewa dan jenis mobil.
- Untuk konsumsi anda tidak perlu khawatir, sebab banyak warung/rumah Makan di daerah pelabuhan (Hila)
Satu lagi (Kok ada lagi sih?) o___o',
"Jika tak ingin petualangan sejarah anda hanya dianggap cerita belaka maka ...
maka....
maka...
maka...
maka...
"APAAN SIH??????"
"Jangan lupa bawa kamera dan alat dokumentasi lainnya gan.." hehehehehehe...
Semoga
postingan ini bermanfaat bagi anda yang ingin mengunjungi Kota Manise"
Mari
sama-sama kita jaga dan lestarikan alam, kekayaan sejarah dan khasanah budaya.
Salam
basudara dari Tanah Raja-raja........
Foto :
Berbagai sumber
4 komentar:
Mantap gan..... Ni Bisa di jadikan referensi sejarah.... LANJUTKAN untuk berkarya gan....
Mantap gan..... Ni Bisa di jadikan referensi sejarah.... LANJUTKAN untuk berkarya gan....
Terimaksih untuk kunjungannya Gan...
Jangan bosen2 beerkunjung yah....!
:)
Beta lahir di negeri kampung yg bersejara sy bangga bahwa di tempat kelahiran sy Hila sarani terdapat 3 tempat yg merupakan peninggalan penjajahan Portugis and Belanda
1.gereja Imanuel
2.benteng Amsterdam
3.mesjid Tua di kaitetu
Gereja Imanuel dulunya di bangun oleh penjajahan portugis ( gereja katolik ) lalu datang penjajahan Belanda memukul mundur penjajahan Portugis Dan gereja Imanuel di ambil alih oleh Belanda ( Protestan ).
Posting Komentar