Sabtu, 31 Maret 2012

Lokasi-lokasi Wisata Pantai di Ambon (Natsepa, Pantai Liang dan Santai Beach)



Senja Di Teluk Baguala Ambon (photo: antaramaluku.com)


Pasir putih halus,
Air asin yang jernih,
Langit biru,
Debur ombak,
Angin pun bernyanyi iringi tari gemulai nyiur.
Inilah Ambon-ku,
Inilah Manise…!

Negeri Seribu Pulau, Mutiara, Minyak kayu putih, Cengkih, Pala,  Wisata Pantai. Coba anda tebak di mana letak wilayah yang saya sebutkan – hasil alamnya di atas?
Yup..! Kita sedang membicarakan Provinsi Maluku, lebih tepatnya Pulau Ambon. Memang gak bakalan ada habisnya ya! kekayaan alam dan pariwisata di Maluku ini (Ambon), sungguh-sungguh sangat memukau.
Ok, sebelum anda bosan lantaran membaca pembuka postingan saya yang kurang bermutu ini, mending kita masuk langsung pada inti dari postingan ini, yakni mengenai wisata pantai yang bisa anda nikmati jika berkunjung ke Ibu Kota Maluku (Ambon).   
 
Ibu kota Provinsi Maluku, (Ambon) sudah sangat terkenal dengan wisata bahari/pantainya, bukan saja di kalangan wisatawan lokal, namun sampai pada level Internasional. Bahkan daerah ini pernah menjadi salah satu tulang punggung Devisa dari sektor pariwisata (Di samping bali). Namun itu terjadi beberapa tahun yang lalu, sebelum konflik meluluhlantakan aspek parekonomian, pariwisata, serta keberlangsungan hidup bersaudara yang tertanam sejak jaman nenek-moyang (Pela-Gandong)
Kini pasca konflik yang terjadi pada tahun 1999, daerah ini kembali bangkit dan membuka sayap pariwisata yang sempat menekuk itu. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan kunjungan wisata baik domestik dan mancanegara yang terus meningkat dengan pesat.
Berikut ini beberapa alternative lokasi wisata pantai yang dapat anda kunjungi. (selamat berdecak kagum!)

1.      Pantai Natsepa

Pantai Natsepa  (Photo : xentaur.multiply.com)

Belum ke Ambon jika belum ke pantai Natsepa. Begitulah analogi orang-orang yang pernah berkunjung dan merasakan indahnya pantai ini.

Hembusan manja angin laut disertai lenggak-lenggok pepohon di sepanjang garis pantai akan membuat anda terpana, belum lagi air laut yang jernih dan super bebas dari sampah, Bahkan saking jernihnya air laut anda bisa dengan mudah menyaksikan ikan-ikan yang berenang serta warni-warni terumbu karang yang membius mata. Semua itu terasa semakin lengkap  dengan permadani pasir putih lembut dan berkilauan yang terhampar luas di bibir pantai. Pokoknya semua keindahan pantai ini tak bisa digambarkan dengan kata-kata. Yang jelas anda akan merasakan sensasi wisata yang saya jamin belum pernah anda rasakan sebelumnya.

Lokasi Pantai ini berada di Desa Suli Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah. Jarak yang harus ditempuh untuk mencapai objek wisata pantai yang terkenal dengan pasirnya yang  putih ini yakni  ±15 Km dari pusat kota Ambon dan ±23 Km dari Bandara Internasional Pattimura. Ada beberapa alternative transportasi yang bisa anda gunakan untuk mencapai lokasi ini. 

Pantai Natsepa (Photo : ntguide.info )

a.      Dari pusat kota, dengan menggunakan angkot (Rp. 5.000/orang.) Angkot mulai beroperasi pada pukul 04.50  – 21.00 WIT. Ada juga alternative lain, yakni menggunakan mobil charteran, harganya juga sudah pasti berkisar di atas Rp. 100.000

b.      Sedangkan untuk transportasi dari Bandara anda dapat menggunakan angkutan kota (Angkot) menuju daerah “Passo,” nah sesampai di Passo anda harus ganti angkot (Angkot yang melewati Pantai Natsepa di antaranya adalah : Jurusan Tulehu, Tengah-tengah, Liang dan Tial) biayanya hanya Rp.3.000. Anda takut tersesat?? Jangan khawatir anda hanya tinggal memberi tahu tujuan anda pada si supir. Atau jika anda bukan tipe orang yang senang naik turun angkot, maka anda bisa menggunan Taxi langsung dari bandara, kisaran harganya di atas Rp.100.000. sedangkan untuk biaya tiket masuk ke kawasan Natsepa anda cukup merogoh Rp.5.000

Pantai Natsepa saat penomena bulan raksasa (Photo By : Tiara Maharani)

Fasilitas.

Jika anda merasa jemu dengan hanya berendam dan bermain pasir, maka anda bisa merasakan sensasi mancing di pantai pasir putih ini.  Ada juga beberapa alternative yang disediakan oleh pengelola, yakni snorkling dan diving. Ingin memacu adrenalin anda?? Oke! Silahkan rasakan sensasinya saat anda menaiki banana boat. Masih kurang? Silahkan ber-jetski ria. Itu terlalu berbahaya? Jangan takut anda bisa menggunakan perahu/sampan sewaan guna melihat terumbu karang tanpa harus basah-basahan. Kok bisa? Ya iyalah, airnya kan jernih. Hehehe…

  (Photo : blog.salingsilang.com)

Soal konsumsi anda tidak perlu khawatir, ada beberapa restoran yang dapat anda kunjungi di dalam areal wisata pantai ini. Nah bicara masalah perut, maka satu yang tidak boleh anda lewati yakni, “Rujak Natsepa.”  Campuran buah-buahan segar yang diiris tipis serta ditaburi bumbu kacang ini patut untuk dinikmati sembari menikmati saat-saat matahari tenggelam. Pokoknya saya jamin seribu persen anda tidak akan merasa rugi berkunjung ke pantai ini.

“Terus untuk istirahat gimana??”

Nah! Untuk yang satu itu anda tidak perlu khawatir. Tidak jauh dari pantai natsepa (±200 m) terdapat terdapat Aston Natsepa Resort yang berskala bintang empat dan berada di tepi pantai. Tapi  bila anda khawatir dengan tagihannya nanti, anda dapat mencari penginapan yang harganya relative ekonomis.

   (Photo : aston-international.com)

Sekedar info : 2 Km dari pantai Natsepa terdapat objek wisata yang tak kalah menarik, yakni Pantai Pasir Panjang Desa Tial. Untuk informasi mengenai lokasi yang satu ini akan saya bahas pada postingan selanjutnya.

 

2.      Pantai Liang (±13 Km dari Pantai Natsepa/ 31 Km dari Kota Ambon)

(Photo : kabarhotel.com)

Pantai yang satu ini tak kalah menariknya, yakni Pantai Liang (Hunimua) yang berada di Desa Liang Kec. Salahutu, Kab. Maluku Tengah- ini memiliki keunikan yang hampir sama dengan pantai natsepa, yaitu air yang super jernih serta pasir putih halus yang memenuhi bibir pantai. Lingkungannya pun benar-benar asri dan hijau. Di sana-sini dengan kokohnya pepohonan nyiur dan pepohonan khas daerah pesisir tampak menjadi kontras dengan permadani pasir pantainya. Hembusan angin sepoi-sepoi bakal membuai anda hingga enggan beranjak pulang.

(Photo : sosbud.kompasiana.com)

Perlu di catat : Satu keistimewaan khusus dari Pantai Liang (Hunimua) ini yakni, menempati peringkat pertama terindah di Indonesia berdasarkan hasil penelitian Badan PBB yang mengurusi pembangunan global (UNDP) 1990. Adapun alasan dari terpilihnya pantai ini yakni karena memiliki panorama bawah laut yang sangat memikat. Pantai Liang pun berhasil mengalahkan pantai bunaken pada saat penilaian yang dilakukan oleh badan PBB tersebut. 

(Photo : landscapeindonesia.com)

Pihak Jepang dulunya jatuh hati dan sangat terpikat dengan pantai Liang, mereka pun  berniat menanamkan investasinya guna perkembangan pariwisata di Provinsi yang kaya akan wisata baharinya ini (baca : Provinsi Maluku.) Namun karena sengketa tanah antara penduduk tidak bisa diselesaikan, maka pihak infestor memilih bunaken untuk dikembangkan. Nah itu sedikit gambaran agar anda bisa mengetahui betapa eksotisnya Pantai ini.

Untuk fasilitas tidak jauh beda dengan pantai natsepa. Hanya jika anda ingin mencari penginapan atau hotel anda mesti kembali ke kawasan Natsepa yang hanya berjarak 15 Km. Oh iya, rujak di pantai ini pun tak kalah enaknya dengan rujak yang ada di Pantai Natsepa. Pokoknya MANTAP ALE.,

Pantai Liang (Photo : chateauceloteh.wordpress.com)

 

3.      Santai Beach

Santai Beach (Photo : flickr.com)

Santai Beach teretak di Desa Latuhalat Kec. Nusa Niwe, Berjarak kurang 16 km dari Pusat Kota Ambon dan dapat di tempuh dalam 30 menit, transposrtasi yang bisa digunakan untuk mencapai daerah ini yakni dengan menggunakan Angkot (Angkutan Kota) atau anda bisa menggunakan mobil charteran. Untuk harga Angkot yakni Rp.6000, sedangkan untuk mobil charteran rata-rata di atas Rp. 100.000 

(Photo : dennis11ipa2.blogspot.com)

Dari namanya saja ‘Santai Beach’ saya yakin anda pasti akan merasa santai dan nyaman berada di pantai ini. Santai beach sendiri Tidak begitu berbeda dengan pantai-pantai yang telah saya bahas di atas, yakni pasir putih bersih, laut yang biru dan jernih, serta memiliki Spot diving dan snorkling bagi mereka yang mencintai penjelajahan bawah laut. Untuk peralatan daving anda tidak perlu membawanya jauh-jauh dari kota anda, karena disamping berat dan bakalan jadi Over Bagasi, anda juga akan kerepotan. Lantas bagaimana??? Heheh… jangan panik,,,, di Santai Beach juga menyiapkan Fasilitas untuk olah raga selam yang satu ini. Anda hanya tinggal me-nyewa.

Kalau di pantai Liang (Hunimua) dan Pantai Natsepa menjadikan Rujak sebagai makanan khas-nya, maka beda lagi dengan pantai yang satu ini. Makanannya sangat sederhana, namun rasanya kawan..., saya yakin dapat membuat lidah anda bergoyang bagaikan nyiur-nyiur di pantai ini. Yah, singkong goreng dan teh manis. Simple bukan? Walaupun simple rasanya…. Mantap. Hehehehe… selain singkong goreng anda juga bisa menikmati rujak dan menu-menu lain yang tak kalah gurihnya.

(Photo : malukueyes.com)

Untuk tempat peristirahatan? 

di sekitar lokasi Santai Beach terdapat penginapan yang harganya terjangkau. Sekedar pengingat….! Jangan lupa Alat dokumentasi untuk mengabadikan liburan anda.

 

OK.. Sampai di sini dulu.. tapi jangan khawatir sebab masih banyak lokasi wisata pantai di Ambon yang akan saya bahas.

Selamat berlibur di tanah  Ambon Manise….

 

Sumber Gambar : Google-tertera



Postingan selanjutnya

1.      Pantai Pintu Kota

2.      Pantai Alang

3.      Pantai Pasir Panjang (Desa Tial)

4.   Dll

Rabu, 28 Maret 2012

Tentang perempuan kerling

Perempuan-perempuan pembawa tarian jiwa,
di bawa temaram lampu - garis hidup
Geraknya sendu,
Iringi merdu

Perempuan-perempuan bisu,
dijemur jemu sepanjang waktu
Geraknya tentang isi saku
tentang lembar-lembar biru

Akh…
Perempuan-perempuan tak tahu malu
Kalian buat ku terharu

Itu betis dan paha?
Kau biar dijilat mata

Itu dada dan bagian bawah?
Kau pasang berapa harga?

Ah…
Perempuan temaram lampu,
Kau buat ku terharu
Tak tahu harus buat apa.
Hanya bilang terharu

Ah…
Perempuan-perempuan temaram lampu
Surga neraka bagimu tak ada arti
Semuanya basi,
Lagu bisu

Perempuan-perempuan temaram lampu
Bernyanyi lagu bisu,
Di balik lidah ku tahu - kau malu
Tapi hidup teruslah berlalu

Kau jual madu,
jual kerling ke garong
Demi sekeping,

Akh…
Perempuan-perempuan temaram lampu
kau tak tahu malu
Aku kau buat terharu.

Perempuan temaram lampu,
harus merayu untuk keping, dengan kerling
Jangan takut! surga neraka telah layu
mati dan bisu




Tugu Jogja, 2009
eL_g.Noer'z

Selasa, 27 Maret 2012

Nyanyi Sunyi Seorang Bisu



Aku yang terus berputar-putar
Berputar tanpa hentinya
Mengelilingi api sesembahan Dewa-dewi fasik

Aku yang terus berputar hingga terlentang bawa sadar
masih juga naïf,
       masih juga bandit yang menukar wiski dengan bau sunyi

Berbagai belukar dan belantara ku arungi
Demi mencari yang Kata orang-orang namanya Tuhan
Dan semua tetangga pun selalu menyanjungnya,
kata mereka "dia juga Tuhan"

Aku berfikir keras, bahkan melebihi batu
buat apa tunduk bangun seperti itu
apa guna bernyanyi riang?
Namun mereka menjawab :
kau tak punya Tuhan..!
                                Diam dan tutup mulut dengan wiski
…Aku pun berlalu…
...tanpa wiski,
                   Hanya hatiku caci maki

Aku yang menukar Tuhan-Tuhan lama
dengan isi kantong celana,
lalu menangis di dalamnya - begitu dengar,

"KAFIR......."
Itu kata Nahdiyin
"Haram," itu kata MUI
"Bid’ah," teriak Ahlusunah

Sesat kata Katolik
Iblis itu kata Protestan
sedang Yahudi lebih suka diam,
                                                   namun tangan menggenggam belati, siap merobek dada tipis siapa saja

Aku yang telah menukar Tuhan dengan sandi acak
Hanya bisa menghitung berapa tetes wiski tersisa,
Atau berapa sisa batang rokok dalam kantong clana

Aku yang membunuh Tuhan-Tuhan yang diperdebatkan
yang kata mereka semua :
Nahdiyin +  Alhlusunah  + katolik x Protestan + Yahudi : illuminate -  konghucu x budha + hindu
                                                                                                                             Bahwa mereka yang paling benar

Aku yang menukar Tuhan dengan guling dan seprei kumal, atau dengan lonte rel kereta
Aku yang membunuh Tuhan-Tuhan lama, lalu sujud berserah pada wiski dan lonte tak berkelas
Aku yang membunuh Tuhan-Tuhan lama dalam hatiku, demi sebuah pencarian
Atau pelarian pada hakiki
Menuju zat tanpa cela
Sang cahaya di atas cahaya.
Titik dari akhir segala titik.




(Terinspirasi dari puisi "Aku" karya M.Ali.Maricar)

Ambon, Maret 2012
El_g.Noer’z

Sabtu, 24 Maret 2012

Mantra Edan
Mata bisu

Tuli mulut
...
Pincang tangan

Otak tak besar zarah


Bumi terhempas lepas

Mantera langit menuju arsy

Dikawal tujuh ratus ribu malaikat

Dengan imbalan tujuh lonte surga


Bumi anjing-anjing

Bulan tak luput dipancing

Ini kisah

Ini nyata


Dunia taha manesa (dunia sudah tak benar)

Sala hatu manesa (salah bilang benar)

Manesa hatu pasala (benar bilang salah)

Manesa lak ta manesa taha beda (salah dan benar tak ada beda)


Bumi anjing-anjing

Mereka kencing tanah kerontang

Depan topeng mulut berzikir bau tengik

Lalu bersama kitab dicabik

Kamis, 22 Maret 2012

BENTENG AMSTERDAM, GEREJA TUA IMANUEL & MESJID TUA WAPAUE (MENYUSURI LORONG WAKTU DI JAZIRAH LEIHITU)
Oleh : Muakrim M Noerz Soulisa


Di sini, di tanah bauh rempah
Di sini, di tanah bau bangkai

Disini bau darah
Di sini bau asin laut

Di sini aku minta air matamu
Aku minta ulur tanganmu

Menjagaku.....
Merawatku.....
Lindungiku....

Provinsi Maluku tidak hanya terkenal dengan Cengkeh dan pala atau juga wisata alamnya (laut dan pantai) yang terkenal indah dan pastinya mejadi ekstasi bagi para penikmatnya, namun Maluku juga memiliki tempat-tempat bersejarah yang menyimpan cerita tentang gigihnya perjuangan melawan penjajah. 

Mungkin bagi sebagian orang Benteng Amsterdam terdengar kurang familiar, terlebih untuk mereka yang bermukim di luar provinsi Maluku, 
Nah..........! untuk itulah postingan kali ini Saya akan memberikan sedikit gambaran mengenai tempat-tempat bersejarah yang bisa anda kunjungi, selain Benteng Amsterdam tentunya (wisata sejarah di Kecamatan Leihitu). 
Semoga Informasi mengenai objek wisata sejarah di Maluku (Kecamatan Leihitu khusunya) bisa menjadi peta petualangan anda guna menyusuri lorong waktu peradaban.


A. Benteng Amsterdam

            Benteng Amsterdam terletak di Desa Hila Kecamatan leihitu. Benteng ini di bangun oleh bangsa Portugis dan pada awalnya digunakan sebagai loji tempat penyimpanan rempah-rempah (Pala dan cengkih). Setelah diambil alih Belanda, gudang penyimpanan rempah-rempah itu dijadikan benteng VOC. Sekitar tahun 1640, Gubernur Gerard Demmer memugarnya bangunan ini dan berganti nama menjadi Benteng Amsterdam.

Untuk menuju Benteng Amsterdam di Desa Hila anda dapat menempuh perjalan darat dari pusat kota Ambon dengan menggunakan angkutan umum maupun charteran. Jarak dari pusat Kota yakni kurang lebih 35 Km ,sedangkan dari Bandara Pattimura kurang lebih 25 Km. Nah dalam perjalanan menuju Ibu Kota Kecamatan Leihitu ini (Hila) mata anda akan dimanjakan dengan pemandangan yang luar biasa, mulai dari Teluk baguala dengan airnya yang jernih dan tenang, selanjutnya anda akan disuguhi pemandangan pegunungan tatkala mulai memasuki kawasan Kecamatan Leihitu. Jalan berkelok mendaki dan menurun dengan pemandangan alam yang mempesona lebih terasa makin menyapa saat lambaian pohon cengkih dan pala menari gemulai di kiri kanan jalan. Satu lagi yang istimewa saat memasuki Kecamatan ini anda akan kembali disuguhi pemandangan Pantai yang indah dari ketinggian bukit karang di desa Hitu. Tidak sampai disitu saja, dari desa hitu menuju pusat Kecamatan (Desa Hila) hamparan pasir putih dengan kilauan cahaya yang bermain di riak air laut akan senantiasa mendampingi perjalanan anda. “Tidak ada salahnya jika anda hendak rehat sejenak guna menikmati hembusan angin laut”.

Adapun yang dapat anda saksikan pada Benteng Amsterdam yakni berupa perlengkapan perang milik belanda dan juga barang pecah belah yang telah berusia ratusan tahun. untuk tambahan di Desa Hila juga terdapat banyak Rumah Tua (Rumah Marga) yang telah dinyatakan oleh pemerintah sebagai bangunan cagar budaya.

Sekedar informasi yang tidak boleh anda lewatkan, dari Benteng Amsterdam anda dapat menyaksikan indahnya sunset serta megahnya pesisir pantai pulau seram (Nusa Ina)





B. Gereja Tua Imanuel
Masih di Desa Hila, tidak jauh dari Benteng Amsterdam (50 Meter) ke arah selatan terdapat bangunan sejarah yang tak kalah menarik yakni Gereja Tua Imanuel yang mana merupakan bangunan kedua yang di bangun oleh Belanda di Pulau Ambon. Gereja ini sendiri pernah beberapa kali di pugar namun bentuk aslinya tetap di pertahankan. Sayangnya konflik SARA yang berlangsung di wilayah Maluku juga berimbas pada bangunan bersejarah tesebut. Dan setelah angin perdamaian mulai tertiup di Bumi Para Raja Gereja Tua Imanuel pun kembali di bangun, dengan arsitektur bentuk yang sama.


C. Mesjid Tua Wapaue

Masih di Kecamatan yang sama dan hanya berjarak 150 meter dari Benteng dan Gereja Tua menuju arah selatan berdiri kokoh hingga sekarang sebuah bangunan bersejarah yang hingga detik ini bentuk aslinya masih dipertahankan.
"Mesjid Wapaue," Begitulah masyarakat menyebutnya. Nama Wapaue sendiri dalam bahasa daerah Kaitetu (Desa dimana Situs bersejarah ini berada) berarti dibawah pohon mangga barabu atau juga dikenal dengan sebutan mangga hutan (Istilah orang Ambon), yah' mungkin karena disekitaran Mesjid Tua ini banyak terdapat pohon tersebut.

Mesjid Tua  Wapaue di bangun pada tahun 1414 dan sebagaian kalangan menilai bahwa Mesjid ini merupakan Mesjid tertua di Indonesia. Namun entah kenapa hingga saat ini, Sejarah yang kita ketahaui dari buku-buku pelajaran bahwa mesjid yang tertua adalah Mesjid Demak.
berangkat dari kontroversi tersebut mari kita beralih pada peninggalan-peninggalan peradaban Islam yang masih tersimpan dengan rapi di Mesid ini. Diantaranya :

1.   Mushaf tulisan tangan yang menurut penelitian Abdul Bagir Zein, isi dalam masjid ini dihiasi dengan mushaf al-Qur‘an yang merupakan mushaf tertua di Indonesia, yaitu mushaf Imam Muhammad Arikulapessy (imam pertama masjid Wapaue) yang selesai ditulis tangan di atas kertas Eropa pada tahun 1550. 

   2.    Mushaf Nur Cahya (cucu Imam Muhammad Arikulapessy) yang selesai ditulis pada tahun 1590. Nur Cahya juga menulis karya-karya lain yang juga ditempatkan di dalam masjid, yaitu kitab Barzanji (yang berisi tentang riwayat dan pujian-pujian kepada Nabi Muhammad SAW).

3.   Kumpulan khutbah Ramadhan tahun I661, kalender Islam tahun 1407, dan manuskrip Islam lainnya yang telah berumur ratusan tahun.
4.   Batu dan timbangan kayu untuk menentukan jumlah zakat fitrah bagi penduduk asli pada saat itu.

Selain ketiga objek wisata sejarah yang disebutkan di atas, ada juga beberapa lokasi bersearah lainnya yang juga berada dalam Kecamatan Leihitu. Yakni,

1.   Benteng Kapahaha yang terletak di Desa Morela (11 Km dari Kota Kecamatan/Hila) Benteng yang terletak di daerah strategis ini (Tebing Terjal) merupakan pusat perlawanan para pejuang Tanah Hitu  beserta dengan para kapitan dan malesi dari Nusa Ina dalam melawan kolonial Belanda dalam perang Kapahaha
2.     Sekitar 20 Km ke arah barat dari Ibu Kota Kecamatan Leihitu, yakni di Desa Negeri Lima juga terdapat sebuah benteng milik VOC yang terletakdi tepian pantai, namun struktur bangunan dan peninggalan-peninggalan lainya sangat tidak terawat.

Nah...........!
Selamat berwisata menyusuri lorong waktu melalui bangunan-bangunan cagar budaya yang pastinya sangat eksotis dan bakalan membuat anda berdecak kagum.

Oh iya, satu lagi nih yang sangat penting, angkot terakhir untuk kembali ke kota - dari tempat wisata sejarah ini, tersdia sampai dengan Pukul 5 sore, tapi jika anda menggunakan mobil charteran, maka terserah deh mau pulangnya jam berapa. Pokoknya untuk transportasi saya jamin aman.

Ada lagi nih... (Kok ada lagi?) hehehehehe...
- Biaya masuk =  10.000/orang (per satu situs bersejarah)
- Ongkos mobil (jika menggunakan angkutan umum) = 20.000 (PP)
- Jika menggunakan mobil charteran (antar-jemput) = kurang lebih, Rp.300.000-Rp.400.000
 "Sekedar saran, jika anda berkelompok maka sebaiknya menggunakan mobil charteran"
- Nah bagi anda yang merasa kelebihan uang, anda dapat menggunakan mobil rental (harganya berfariasi,) tergantung lama nyewa dan jenis mobil.
- Untuk konsumsi anda tidak perlu khawatir, sebab banyak warung/rumah Makan di daerah pelabuhan (Hila)


Satu lagi (Kok ada lagi sih?) o___o', 
"Jika tak ingin petualangan sejarah  anda  hanya dianggap cerita belaka maka ...
maka....
maka...
maka...
maka...
     "APAAN SIH??????"

     "Jangan lupa bawa kamera dan alat dokumentasi lainnya gan.." hehehehehehe...

Semoga postingan ini bermanfaat bagi anda yang ingin mengunjungi Kota Manise"

Mari sama-sama kita jaga dan lestarikan alam, kekayaan sejarah dan khasanah budaya.
Salam basudara dari Tanah Raja-raja........



Foto : Berbagai sumber