Sabtu, 14 Januari 2012

Duri Organisasi Non Kampus Dalam Dunia Akademisi
Oleh : Muakrim M Noer Soulisa



    Sore tadi untuk kesekian kalinya saya kembali membaca buku yang berisi tentang pemikiran Soe Hok Gie (Soe Hok Gie Sekali Lagi) dalam buku tersebut terdapat tulisannya yang berisi tentang penolakan kehadiran organisasi luar kampus untuk masuk dan berafiliasi dalam dunia intern civitas. Saya bisa menangkap pemikirannya seperti ini “Bahwa dunia akdemi haruslah bersih dari tunggangan-tunggangan partai, yakni dari organisasi yang menggunakan nama mahasiswa, sebab jika hal itu sampai diacuhkan maka otomatis generasi yang lahir akan menjadi genarasi tunggangan.”
Babak baru dalam sejarah perkembangan organisasi non kampus yang menggandeng nama besar mahasiswa diawali pada saat upaya untuk menjatuhkan pemerintahan Soekarno, dan kemudian sempat Mati suri saat Orde baru, dan kembali hidup pada saat Reformasi sampai sekarang.

Kamis, 12 Januari 2012

MENUNGGU PECAHNYA BOM DES-INTEGRASI DARI TIMUR INDONESIA

(Oleh : Muakrim M Noerz Soulisa)

      Papua, Ambon, Aceh dan berbagai daerah di Negara Indonesia sampai saat ini masih menyimpan serbuk TNT lengkap dengan detonatornya, itu pertanda bahwa perjuangan dan semangat untuk memisahkan diri dari apa yang dikatakan sebagai NKRI masih tersimpan dan bergelora dalam hati mereka yang memiliki simpati. Tercatat pada penghujung tahun 2011 sebuah gebrakan di tiup dari bagian timur Indonesia “Papua.” Suara dari tanah Mutiara Hitam yang meminta Referendum langsung menghentak Jakarta.  “Saya yakin Tuan Presiden beserta staf dan mungkin juga tiang pilar penyokong istana  kepresidenan turut merasakan hentakan itu. Hal ini terbukti dengan dilakukannya tindakan tegas terhadap mereka-mereka yang hadir dalam kongres Papua Merdeka saat itu.” Aparat keamanan langsung menerapkan prosedur mem-babi-buta, menembak, memukul, menyeret bahkan hingga melenyapkan nyawa. Namun apa mau dikata! Toh, semua itu demi keutuhan Negara yang di pimpin oleh sang Tuan Yang Terhormat.
       

Sabtu, 07 Januari 2012

Puisi Dari Seberang Alam

Hari itu dagingnya masih ada
Ketika rona jingga menebas di balik urat rambut yang tergerai
Ia sangat muda pula saat itu, 
Begitu pula tulang dan sum-sumnya

Ketika gemuruh payung langit mensiasati  kepalan tangan dinginnya mencengkeram horison
Ia lalu tumbang, tapi tak juga jatuh
Hanya bersandar para separuh nama
yang menetap, berakar, kuat mengikat di biji kepala 
lalu mencakar kubah langit

Masa itu ia belum juga lahir
hanya nama mendahului ketika sperma bumi menyatu dalam rahim abadi
lalu diikat dalam janji mati
tak terpatri


Dia anak dari sejuta rahim
Bibit dari se-miliar langkah
Me-re-kah
Merdeka
Tak pernah jera

Masa itu ia belum juga lahir
Hanya bersemedi di sejuta rahim
Ia pencakar kubah langit
Ia penebas
Bebas pula

Aku akan menanti
sang anak yang dirindu

Aku akan menunggu
Aku akan menjemput
Pemanggu takhta ufuk horison

Akhh....
Si anak tak pernah ada
Hanya rindu pada rahim sejuta

Aku berkata :
"Diakah Anaku?"




Kamar gelap 07/01/2012
eL_g.Noer'z
(Untuk Janin-janin Yang dibunuh)