Sabtu, 07 Januari 2012

Puisi Dari Seberang Alam

Hari itu dagingnya masih ada
Ketika rona jingga menebas di balik urat rambut yang tergerai
Ia sangat muda pula saat itu, 
Begitu pula tulang dan sum-sumnya

Ketika gemuruh payung langit mensiasati  kepalan tangan dinginnya mencengkeram horison
Ia lalu tumbang, tapi tak juga jatuh
Hanya bersandar para separuh nama
yang menetap, berakar, kuat mengikat di biji kepala 
lalu mencakar kubah langit

Masa itu ia belum juga lahir
hanya nama mendahului ketika sperma bumi menyatu dalam rahim abadi
lalu diikat dalam janji mati
tak terpatri


Dia anak dari sejuta rahim
Bibit dari se-miliar langkah
Me-re-kah
Merdeka
Tak pernah jera

Masa itu ia belum juga lahir
Hanya bersemedi di sejuta rahim
Ia pencakar kubah langit
Ia penebas
Bebas pula

Aku akan menanti
sang anak yang dirindu

Aku akan menunggu
Aku akan menjemput
Pemanggu takhta ufuk horison

Akhh....
Si anak tak pernah ada
Hanya rindu pada rahim sejuta

Aku berkata :
"Diakah Anaku?"




Kamar gelap 07/01/2012
eL_g.Noer'z
(Untuk Janin-janin Yang dibunuh)

Tidak ada komentar: