Aku
yang terus berputar-putar
Berputar
tanpa hentinya
Mengelilingi
api sesembahan Dewa-dewi fasik
Aku
yang terus berputar hingga terlentang bawa sadar
masih juga naïf,
masih juga bandit
yang menukar wiski dengan bau sunyi
Berbagai
belukar dan belantara ku arungi
Demi
mencari yang Kata orang-orang namanya Tuhan
Dan
semua tetangga pun selalu menyanjungnya,
kata
mereka "dia juga Tuhan"
Aku
berfikir keras, bahkan melebihi batu
buat
apa tunduk bangun seperti itu
apa
guna bernyanyi riang?
Namun
mereka menjawab :
kau
tak punya Tuhan..!
Diam
dan tutup mulut dengan wiski
…Aku
pun berlalu…
...tanpa
wiski,
Hanya hatiku caci maki
Aku
yang menukar Tuhan-Tuhan lama
dengan
isi kantong celana,
lalu menangis
di dalamnya - begitu dengar,
"KAFIR......."
Itu kata Nahdiyin
"Haram," itu kata MUI
"Bid’ah," teriak Ahlusunah
Sesat kata Katolik
Iblis itu kata Protestan
sedang Yahudi lebih suka diam,
namun tangan menggenggam belati, siap merobek dada
tipis siapa saja
Aku
yang telah menukar Tuhan dengan sandi acak
Hanya
bisa menghitung berapa tetes wiski tersisa,
Atau
berapa sisa batang rokok dalam kantong clana
Aku
yang membunuh Tuhan-Tuhan yang diperdebatkan
yang
kata mereka semua :
Nahdiyin
+ Alhlusunah + katolik x Protestan + Yahudi : illuminate - konghucu x budha + hindu
Bahwa
mereka yang paling benar
Aku
yang menukar Tuhan dengan guling dan seprei kumal, atau dengan lonte rel kereta
Aku
yang membunuh Tuhan-Tuhan lama, lalu sujud berserah pada wiski dan lonte tak
berkelas
Aku
yang membunuh Tuhan-Tuhan lama dalam hatiku, demi sebuah pencarian
Atau
pelarian pada hakiki
Menuju
zat tanpa cela
Sang
cahaya di atas cahaya.
Titik
dari akhir segala titik.
(Terinspirasi dari puisi "Aku" karya M.Ali.Maricar)
(Terinspirasi dari puisi "Aku" karya M.Ali.Maricar)
Ambon, Maret 2012
El_g.Noer’z
Tidak ada komentar:
Posting Komentar