Sabtu, 02 Juni 2012

AMBON, BANJIR DAN SOLUSINYA

Air merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam kelangsungan makhluk hidup. Bisa dipastikan tanpa air tak akan ada kehidupan di muka bumi ini. Air bisa sangat berguna bagi makhluk hidup manusia khususnya, tetapi air juga dapat menjadi bencana atau musibah karena kesalahan manusia itu sendiri seperti banjir dan tanah longsor.
Bicara tentang air, maka sangatlah berkaitan dengan kata 'banjir'. Banjir merupakan kata yang populer di Indonesia, apalagi pada musim hujan seperti ini, hal ini lantaran hampir semua kota di Indonesia mengalami bencana banjir. Peristiwa ini hampir setiap tahun berulang, namun permasalahan ini belum terselesaikan, bahkan cenderung meningkat, baik frekuensinya, luasan areal hingga intensitas waktu. 

Banyak Kota–kota besar maupun kecil yang sering dilanda bencana semacam ini, tidak terkecuali kota Ambon. Kota Manise (Julukan untuk Kota Ambon) saat ini memiliki tingkat kelengkapan prasarana yang boleh dibilang masih terbatas. Sejalan dengan meningkatnya aktifitas ekonomi dan pembangunan, dibutuhkan pula prasarana kota yang memadai untuk menunjang aktifitas tersebut, termasuk di dalamnya drainase kota. Tak bisa dipungkiri bahwa semakin pesatnya perkembangan suatu kota (Baca: Ambon) hal ini justru menyebabkan daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk datang ke guna melangsungkan kegiatan ekonomi. Di satu sisi, hal itu bisa dikatan mempunyai trend perkembangan kota yang positif. Namun di sisi lain, hal ini justru mengakibatkan padatnya pemukiman/bangunan dan memperkecil lahan kosong sebagai penangkap air hujan. 
Selain itu pembangunan yang tidak berpedoman pada rencana tata ruang kota akan memberikan efek buruk bagi perkembangan Kota Ambon nantinya. Mengacu kepada kondisi tersebut di atas maka sudah selayaknya Pemerintah Kota (Kota Madya dan Provinsi) melakukan evaluasi terhadap sistem drainase yang ada sekarang. Yakni dengan membandingkan pola intensitas curah hujan dengan wilyah tadah hujan, maupun kelengkapan-kelengkapan drainase pendukung seperti peninggian muka jalan, penyediaan gorong-gorong, pemanfaatan tata ruang yang baik, dll . Namun hemat saya, hal itu belum cukup apabila upaya untuk melakukan stabilisasi lingkungan (Penghijauan dan penyadaran terhadap budaya buang sampah) tidak diperkenalkan kepada masyarakat. Karena bagaimanapun bentuk penanggulangan infrastruktur drainase yang dibangun, sekokoh dan sekuat apapun desaign-nya, namun jika tidak didukung oleh kerjasama masyarakat dalam mengelola lingkungan – otomatis hal tersebut bak membuang garam ke lautan.
Semoga semua pihak yang berkepentingan dapat mncari solusi dan pemecahan yang memiliki koneksi kuat untuk mengatasi masalah banjir dan sistim drainase di Kota Manise ini.
                                                                                                                                                     Sumber Gambar : antarapoto.com, skalanews.com , bangkapos.com,

Tidak ada komentar: